tirto.id - Calon Gubernur Jawa Tengah (Jateng) nomor urut dua, Sudirman Said, menemui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota, Selasa (20/2/2018) siang. Dalam kesempatan itu, dirinya membicarakan banyak hal mulai dari Pilkada hingga tantangan Jawa Tengah selama lima tahun ke depan.
Soal strategi Pilkada, ia mengaku bakal banyak belajar dari Anies Baswedan untuk menumbangkan Ganjar Pranowo yang merupakan petahana di Jawa Tengah.
Namun, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tersebut menekankan bahwa dirinya akan menghindari kampanye negatif dan SARA yang dapat merusakkan kohesi sosial dan kerukunan di masyarakat.
"Anda bayangkan waktu beliau (Anies) masuk dalam kompetisi ini (Pilkada) kan jauh sekali dengan incumbent. dan semua orang mengatakan petahana tidak mungkin dikalahkan. Saya mengalami suasana yang sama," ujarnya.
Sudirman juga membahas masalah kemiskinan di Jateng yang angkanya mencapai 13% pada 2016. Berdasar data yang dimilikinya, dari 26 Kabupaten, 15 di antaranya masih berada dalam zona merah kemiskinan.
Hal ini membuatnya prihatin lantaran kemampuan Pemprov dalam mengurangi kemiskinan itu semakin menurun.
"Yang semula hanya satu persen, sekarang nol koma sekian persen. Dan itu dikatakan oleh salah satu pimpinan SKPD. Saya bertekad lima tahun ke depan kita kurangi secara ekstrem dari 13 persen menjadi enam persen," imbuhnya.
Di samping itu, menurut Sudirman, banyak kerjasama yang bisa dijalin oleh dua provinsi. Jika dirinya ditakdirkan menang dalam kontestasi Pilkada Jateng 2018, hal itu akan dimaksimalkan untuk menunjang pembangunan di kedua daerah.
"Banyak hal yang bisa disambungkan antara apa yang dibangun di Jawa Tengah dan di DKI. Umpamanya kebutuhan pangan di DKI itu bisa dipasok dari para petani Jawa Tengah. Kebetulan saya keliling kemarin ke Blora, ke Cepu, Temanggung, semua sebetulnya sentra-sentra kebutuhan pangan untuk Jakarta," ungkapnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Ibnu Azis